Masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan sekaligus paling membuat frustasi dari seluruh waktu hidup kita. Muda-mudi saat ini yaitu kita menghadapi tantangan-tantangan dan godaan yang berbeda dengan generasi sebelumnya sekitar tahun 80’an atau generasi orang tua kita. Kebanyakan tekanan itu datang dari sekolah, keluarga, pekerjaan, hubungan dekat, tekanan teman sebaya dan lingkungan kuliah dll. Beberapa pengaruh buruk yang harus dihadapi muda-mudi sekarang ini termasuk : obat-obatan dan akohol, hubungan seks bebas, bunuh diri dan kekerasan, perbudakan teknologi, kecandung video porno, krisis kepercayaan dan masih banyak hal-hal lain yang belum terkuak. Ditengah tantangan dan godaan yang ada Tuhan Allah terlebih dulu telah menganugrahkan kita subuah pelayanan dimana kita ada saat ini untuk melayani Nya dan sesama kita, namun tanpa disadari muda-mudi tidak sedikit yang kurang memahami akan anugrah pelayanan yang luar biasa yang Ia berikan secara Cuma-Cuma dengan penuh keyakinanNya yang telah mempercayai kita untuk melakukan tugas panggilanNya. Pergumulan terbesar muda-mudi masa kini dituntut untuk menghasilkan watak dan karakter yang baik yaitu berjuang dan berperang melawan kedagingan.
Inilah peperangan tiada akhir untuk menjadi muda-mudi yang berkualitas dalam menjalankan anugrah pelayanan. Ada sebuah ilustarsi mengenai seorang pemuda yang melayani di gereja:
Sebut saja seorang pemuda itu bernama Godi (semua nama yang ditulis di sini adalah fiktif). Godi adalah seorang pemuda yang sungguh-sungguh melayani Yesus. Pada suatu saat digerejanya ada rapat pemilihan pengurus baru bagi kategorial pemuda dan tanpa disengaja godi terpilih menjadi ketua pemuda untuk periode 2020 sampai 2022. Pada masa awal kepemimpinannya, godi sangat bersemangat. Segala daya upaya dia lakukan untuk membangun komisi pemuda. Memimpin rapat, menentukan visi, misi dan target pelayanan dengan terkodinir amat baik untuk tahun kedepan. Ide-idenya untuk memajukan komisi pemuda sangat brilian yang dapat dilihat dari rancangannya dalam menghidupkan setiap pertemuan persekutuan pemuda. Tim sie. Kerohanian yang dibawahinya sanagat komit dan kreatif. Mereka merancang kegiatan dengan kegiatan dengan amat sempurna, muda-mudi lainnya menikmati persekutuan yang ada, tema-tema yang dirancang sangat menarik dan publikasi yang dilakukan sangat mantab melalui poster, pamflet, leaflet, facebook, twitter, plurk, yahoo messager. Seiring dengannya waktu kegiatan demi kegiatan berlalu, kuantitas pemuda terus bertambah hingga mencatat rekor jumlah pemuda yang hadir dalam tiap minggu persekutuan pemuda. Godi merasa berhasil dan bangga membangun komisi pemuda pada masa kepemimpinannya sebagai ketua komisi pemuda
Kehidupan dalam melayani tidak selalu lurus seperti jalan tol, beberapa lama kemudian, keadaan berbalik 180 derajat. Kuantitas pemuda di komisi pemuda semakin menurun, bahkan hampir-hampir pemuda yang datang itu-itu saja (pengurus dan teman-teman pengurus). Orang-orang kelihatan mulai bosan dengan segala acara pemuda yang itu-itu ajah (latihan koor, PA sebulan sekali). Para pengurus terkhusus Godi pun merasa exhausted (kecapean). Sekali-kali memang godi mampu membuat suatu acara yang begitu menarik sehingga pemuda yang datang kembali meroket, namun minggu berikutnya langsung melempem seperti kerupuk yang alot. Segala usaha BPH kelihatan seperti menjaring air dan membentur beton yang tinggi. godi pun mulai putus asa.
Apa yang keliru dengan pelayanan godi???? bukankah semuannya sudah dilakukan dengan baik, terstruktur rapih, penuh semangat‼‼…
Cerita diatas hanyalah ilustrasi semata, untuk mengajak pembaca membayangkan bagaimana kondisi pelayanan muda-mudi saat ini terkhusus muda-mudi yang melayani di gereja. Namun sebenarnya ilustrasi diatas cukup nyata dalam dunia pelayanan muda-mudi dewasa ini. Banyak pemimpin pemuda kebingungan dalam memimpin komisi pemuda. “bagaimana sihh caranya meningkatkan kuantitas pemuda?” begitu kata mereka. Tidak jarang bahwa kebingungan seperti ini juga disebabkan karena gereja kurang memberi arahan tentang untuk apa komisi pemuda dibentuk. Dan juga tidak sedikit muda-mudi yang terlibat dalam pelayanan yang masih memiliki sifat-sifat yang tidak mencerminkan sebagai pelayan Kristus. Coba sejenak kita merenungkan bagaimana pelayanan kita selama ini? bagaimana sifat-sifat yang kita miliki saat melayaniNya? Untuk apa sihh persekutuan pemuda diadakan? Bagaimana tujuan pelayanan kaum muda kita????????????????……
Baiklah saat ini kita akan menguak dua hal yang penting dalam melayani, secara tajam seperti silet yaitu apa tujuan sebenarnya pelayanan kaum muda, dan sifat-sifat apa saja yang perlu di hindari dalam pelayanan.
A. Tujuan pelayanan kaum muda
1. Tujuan pelayanan pemuda bukanlah kuantitas pemuda yang banyak.
Dalam pelayanan para rasul dikisah para rasul, kuantitas tidaklah menjadi suatu tujuan. Hanya Yesus Kristus lah yang punya kuasa untuk menyelamatkan manusia, manusia tidak punya hak apa-apa dalam keselamatannya baik dari perbuatan baiknya, banyaknya pelayananya dll. Yesus lah yang menambahkan kuantitas, bukan manusia. Begitu kita menetapkan kuantitas sebagai target pelayanan pemuda, maka kita memandang manusia sebagai objek atau sasaran masal “bisnis” persekutuan pemuda kita, bukan sebagai subjek yang perlu dijangkau dengan segala keunikannya. Seringkali usaha untuk mencapai target kuantitas akan menghasilkan depresi atau kualitas yang buruk. Jangan salah paham, dalam bacaan ini tidak bermaksud untuk emngatakan bahwa tidak boleh menetapkan suatu target kuantitas kehadiran tertentu pada suatu acara atau kegiatan pemuda. Target kehadiran suatu event tentu saja diperluakn untuk memperkirakan kursi, makanan, dan souvenir yang diperluakn untuk melayani mereka. Namun hindari motivasi salah yang terjebak untuk menargetkan kuantitas pemuda sebagai goal/tujuan kita melayani di pemuda atau target keberhasilan dalam suatu event pelayanan pemuda.
2. Tujuan pelayanan pemuda bukanlah entertainment pemuda.
Sering pengurus pemuda terjebak di dalamnya. Karena ingin dateng lebih banyak orang, acaranya asik, heboh, dan menarik maka pengurus mengemas sedemikian rupa kegiatan mulai dari MC yang digunakan adalah orang yang dapat membuat suasana heboh, menyajikan musik, praise dan worship yang “enak” untuk diikuti dll… untuk menarik pemuda hadir, namun tujuan yang paling essensial dalam persekutuan diabaikan. Hal ini biasanya dilakukan tanpa sengaja oleh para pengurus, dan kesalahan ini akarnya sama dengan tujuan yang salah no. 1 diatas (kuantitas pemuda yang banyak). Hal ini lah yang terjadi pada kisa Godi diatas. Pikirkanlah ini juga, katakanlah kita berhasil membuat suatu acara pemuda yang memancing orang banyak. Di lain waktu bila kita membuat acara yang eprsis sama (tanpa peningkatan kemeriahan acara), dapatkah kita memancing kuantitas pengunjung yang sama?????? Artinya tingkat atraktivitas, kesan dan tingkat entertaiment semakin lama harus semakin tinggi untuk mempertahankan kuantitas pengunjung yang sama, atau dengan secepat kilat para pemuda akan tersedot ke hiburan lain. Ini tentu bukanlah jawaban dari pergumulan saudara untuk melayani pemuda. Komisi pemuda yang mengandalkan event demi event utnuk meningkatkan jumlah pemuda akan membuat para pengurus cepat sekali exhausted. Dibuthkan banyak pengurus yang full timer untuk bisa menyelenggarakan kegiatan yang kretif dan atraktif dan dengan kualitas yang tinggi setiap minggunya. Ini juga jangan salah paham dulu, pemuda masih emmerlukan kegiatan, masih emmerlukan aktivitas-aktivitas yang menarik untuk emngundang dan menjangkau pemuda. Namun jangan jadikan event-event itu sebagai kegiatan pemuda yang utama dan jangan jadikan sebagai tujuan yang paling utama dalam pelayanan pemuda.
3. Tujuan mengadakan persekutuan pemuda bukan sekedar membentuk komunitas kebersamaan pemuda tanpa motif yang jelas.
Kebersamaan yang dibentuk tanpa motif yang jelas tidaklah bertahan lama. Persekutuan pemuda hanya akan menjadi tempat berkumpulnya pengurus dan temen-temen pengurus. Dalam kebersamaan tersebut harus ada tujuan yang jelas, visi yang jelas. Sesuatu yang ingin dicapai bersama sebagai kerinduan bersama sebagai hasil dari share visi dari pemimpinnya. Sehingga akan menghasilkan s tiap-tiap pribadi yang baik untuk sekitarnya dan keluarga dan semakin kuat didalam Kristus menghadapi tantangan zaman.
4. Tujuan utama pelayanan pemuda haruslah Penjangkauan dan Kedewasaan Rohani pemuda.
Sesungguhnya setiap komisi bermasa dalam gereja mempunyai tujuan yang serupa. Karena gereja pun Kristu tetapkan untuk menjadi tempat dimana manusia dijangkau, bertobat kemudian bersektu, mempelajari firman Tuhan, saling melayani membangun tubuh guna mencapai kedewasaan rohani… “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuahn Kristus” (Efesus 4:12-13)… perjangkauan berarti usaha untuk menajngkau, bagaimana pun dan seberapapun hasilnay. Kristus tidak akan menanyakan kuantitas orang yang berhasil bertobat karena kita, karena itu semua merupakan perbuatan tanggan-Nya. Tapi Kristus akan meminta pertanggungjawaban kita akan sebarapa usaha kita untuk menjangkau orang-orang yang belum percaya. Memang penjangkauan seharusnya berbuah kuantitas pemuda yang meningkat. Namun ini berbeda dengan menargetkan kuantitas. Penjangkauan pemuda adalah love and effort oriented sedangkan target kuantitas adalah result oriented. Perbedaan kecil namun merubah cara kita melakukan pelayanan.
Ini merupakan sebagian dari banyaknya tujuan-tujuan yang harus kita mengerti dan pahami dalam melayani, penulis sangat mengharapkan kita sebagai pelayan Kristus yang dianugrahkan pelayanan dapat mengaplikasikannya dalam pelayanan pemuda kita dimana Kristus telah tempatkan di tempat kita saat ini, sehingga tujuan dan motivasi kita dalam melayani tidak langsung mengalami exhausted. Selamat melayani kawan‼‼‼‼‼‼
B. Lima sifat perlu dihindari… Pada pembahasan ini akan di post kan pada tulisan berikutnya (tunggu yahhh‼!)